Komunitas Anak Gen Z Lebih Menjaga Lingkungan

Komunitas Anak Gen Z Lebih Menjaga Lingkungan

Komunitas Anak Gen Z Lebih Menjaga Lingkungan

Komunitas Anak Gen Z Lebih Menjaga Lingkungan – Di tengah hiruk pikuk politik digital yang kerap diramaikan oleh suara buzzer, Gen Z menawarkan perspektif yang berbeda. Bagi mereka, politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan juga keberlanjutan hidup. Gen Z lebih memilih menanam pohon yang menyediakan oksigen dan masa depan, daripada menanam buzzer yang hanya menyebarkan kegaduhan sesaat. Fenomena buzzer politik telah lama merajalela di ruang digital Indonesia. Mereka menciptakan narasi palsu, memutarbalikkan fakta, bahkan menyebarkan ujaran kebencian yang menguntungkan kelompok tertentu.

Akibatnya, warga negara lebih asyik memperdebatkan isu-isu yang belum jelas daripada mencari solusi nyata atas tantangan negara. Namun, penanaman pohon telah menjadi simbol politik berkelanjutan. Pohon menyediakan oksigen, mencegah banjir, mengurangi polusi, dan menanamkan harapan bagi generasi mendatang. Bagi Gen Z, pohon melambangkan politik yang konstruktif, bukan destruktif. Jika diminta menyusun manifesto politik, Gen Z memiliki visi yang jelas: Pertama, politik harus peduli terhadap lingkungan dengan menghentikan eksploitasi berlebihan dan memulai transisi menuju energi hijau.

Kita perlu mengurangi polusi digital dengan melawan rumor, ujaran kebencian, dan propaganda berbasis buzz. Ketiga, menanam pohon menumbuhkan kesadaran bahwa semua aktivitas politik harus memiliki dampak nyata pada planet ini, bukan hanya statis di layar ponsel. Aktivisme lingkungan Gen Z bukan hanya retorika; banyak yang membuktikan nilainya melalui platform digital. Misalnya, akun TikTok menawarkan konten edukasi tentang gaya hidup ramah lingkungan, mulai dari mengurangi sampah plastik hingga minimalis. Jenis konten ini terbukti menarik, mendapatkan keterlibatan tinggi dari kaum muda.

Cara Anak Gen Z Menjaga Dan Merawat Lingkungan

Contoh paling menonjol adalah komunitas Pandawara Group, yang kampanye bersih sungainya menciptakan buzz dan berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan di antara jutaan orang. Selain itu, eco-creator dan eco-influencer muncul, terus meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim, limbah, dan konservasi sungai.  Menurut Survei Profil Internet Indonesia 2025 APJII, TikTok adalah platform media sosial yang paling sering dikunjungi, mencakup 35,17% pengguna aktif. Angka ini khususnya tinggi di kalangan Gen Z, yaitu 42,27%.

Survei tersebut juga mencatat bahwa 37,55% perempuan dan 32,98% laki-laki memilih TikTok. Tingkat penetrasi internet Indonesia secara keseluruhan saat ini adalah 80,66%, atau sekitar 229 juta orang. Data ini menunjukkan kemampuan signifikan Gen Z untuk memobilisasi isu-isu politik melalui platform digital. Pilihan Gen Z terhadap politik yang sadar lingkungan merupakan kritik sekaligus panggilan. Ini adalah kritik terhadap politik lama yang penuh dengan buzzer noise dan panggilan untuk memilih politik yang memberi orang ruang bernapas daripada yang menyesakkan.

Gen Z percaya bahwa masa depan bukan hanya tentang siapa yang memenangkan pemilu, tetapi juga apakah Bumi masih layak huni. Karena, pada akhirnya, oksigen jauh lebih penting daripada pendapat para buzzer. Sementara generasi sebelumnya sering memandang politik dalam kerangka formal, Gen Z telah melampaui batas-batas tersebut. Mereka nyaman menggunakan media sosial sebagai alat politik, menggelar debat melalui konten kreatif dan bahkan menggunakan meme sebagai senjata kritik. Bagi Gen Z, politik seharusnya menekankan komunikasi, kejujuran, dan pro-rakyat. Karakteristik lain yang menentukan adalah sikap kritis yang kuat.

Menghijaukan Lingkungan Dari Komunitas Anak Gen Z

Gen Z lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, menolak manipulasi, dan terbiasa memverifikasi informasi. Hal ini tercermin dalam aksi solidaritas mereka, baik secara digital maupun fisik. Gen Z menginginkan pemerintahan yang transparan dan jujur. Mereka menentang praktik korupsi dan nepotisme yang telah lama berlangsung dalam sistem politik. Media sosial telah berkembang menjadi alat pemantauan baru yang dapat dengan cepat mengungkap kebohongan dan ketidakadilan. Gen Z menuntut pembuatan kebijakan yang terbuka dan akuntabel serta akses mudah terhadap informasi publik.

Komunitas Anak Gen Z Lebih Menjaga Lingkungan. Gen Z sangat peduli dengan isu-isu seperti keadilan rasial, kesetaraan gender, dan hak-hak minoritas. Mereka mendukung ruang inklusif yang terbuka untuk semua dan bebas dari diskriminasi berdasarkan identitas. Lebih lanjut, mereka mendukung penghapusan hukum dan praktik diskriminatif serta perluasan representasi di lembaga publik dan parlemen. Tidak seperti generasi sebelumnya, yang memandang perubahan iklim hanya sebagai isu lingkungan, Gen Z memandangnya sebagai isu vital.