Dampak Perkembangan Teknologi Untuk Gaya Belanja Generasi Z

Dampak Perkembangan Teknologi Untuk Gaya Belanja Generasi Z

Dampak Perkembangan Teknologi Untuk Gaya Belanja Generasi Z

Dampak Perkembangan Teknologi Untuk Gaya Belanja Generasi Z – Teknologi memberikan dampak yang signifikan. Terhadap gaya berbelanja dan perilaku konsumen generasi Z. Kemudahan, kenyamanan dan beragamnya pilihan yang ditawarkan belanja online menjadikannya pilihan utama generasi Z.

Hal ini terlihat dari keseriusan Generasi Z dalam memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk berbelanja. Dan sudah menjadi pengguna digital yang sangat maju dan sehingga menyebabkan terjadinya inovasi perilaku belanja yang bisa berdampak negatif.

Berdasarkan Journal of Family and Consumer Sciences Vol.11 yang ditulis oleh Giovani Santoso, perilaku Generasi Z dalam berbelanja online sangat dipengaruhi oleh review dari individu yang dipercayanya. Tak hanya itu, perilaku belanja Generasi Z dipengaruhi oleh Key Opinion Leaders (KOL) atau influencer yang mereka kagumi. Faktor lain nya seperti harga, lokasi, atau iklan juga berperan penting di dalam perilaku belanja untuk generasi yang satu ini.

Dari sisi konsumsi ada teknologi yang juga berperan penting dalam membentuk suatu perilaku generasi ini. Yang mana akan memanfaatkan platform di media sosial atau konten digital seperti video di YouTube ataupun TikTok. Untuk dapat mencari referensi produk dari rekan sebelum melakukan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa generasi Z merupakan konsumen setia konten digital dan sangat mempengaruhi strategi pemasaran produk. Sebagian besar generasi Z lebih menyukai metode pembayaran digital dan aktif menggunakan aplikasi untuk pembayaran seperti menggunakan QRIS ataub e-wallet.

Menurut Jurnal Sahmiyya Vol.2 yang ditulis oleh Nafisah Asnal, sifat konsumeris generasi Z tidak hanya disebabkan oleh digitalisasi ekonomi tetapi juga faktor seperti hedonisme. Yang mana akan menjadikan sebuah tren menjadi sebuah wadah untuk mengedepankan diri yang juga disebut dengan FOMO. Hal ini sudah menjadi fenomena yang meluas di kalangan generasi Z.

Generasi Z Yang Terbiasa Pada Perkembangan Teknologi

Perilaku konsumtif kini telah menjadi gaya hidup yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan emosional dibandingkan memenuhi kebutuhan fungsional. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku dari berbelanja berencana menjadi berbelanja tanpa rencana, bahkan secara spontan.

Transformasi ini dipicu oleh berbagai faktor yang berkembang melalui gaya hidup, antara lain hedonisme dan materialisme. Saat ini banyak sekali individu-individu inautentik khususnya generasi Z yang cenderung mengikuti gaya hidup barat, meniru dan membeli produk-produk yang digunakan oleh tokoh-tokoh terkenal seperti aktor atau aktris yang mereka idolakan.

Generasi Z yang terbiasa dengan perkembangan teknologi dan keterbukaan pikiran, mengalami perubahan paradigma dalam gaya belanja dan konsumsi produk. Pengaruh teknologi terhadap kebiasaan belanja dan konsumsi generasi Z tidak hanya berkaitan dengan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi, namun juga berkaitan dengan kesadaran terhadap isu lingkungan, seperti dampak negatif dari praktik fast fashion.

Generasi Z yang mengonsumsi produk-produk fast fashion dengan mempertimbangkan tren ingin menciptakan citra yang modis, yaitu citra seseorang yang peduli dengan perkembangan tren terkini. Mereka berusaha menciptakan image sebagai individu yang peduli dengan tren terkini melalui pilihan pakaiannya. Harapannya, orang lain bisa memaknai pesan yang ingin Anda sampaikan melalui pakaian yang Anda pilih.

Dampak negatif terhadap lingkungan atau permasalahan pada ketenagakerjaan akan muncul sebagai bentuk dari konsekuensi praktik fashion. Produsen akan mengabaikan aspek keselamatan, jam kerja, dan upah yang adil bagi pekerja. Selain diberikannya upah di bawah standar, ada pula permasalahan pembayaran upah yang tertunda. Sebaliknya, produk dijual dengan harga tinggi, namun pekerja yang memproduksi produk tersebut harus menunggu berbulan-bulan untuk menerima pembayaran.

Sedangkan generasi Z harus memahami persoalan penggunaan bahan pakaian dan limbah tekstil yang tidak ramah lingkungan. Mereka harus memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya memilih merek dan produk yang mendukung keberlanjutan, serta menolak praktik produksi pakaian yang merugikan lingkungan sekitar. Pabrik menjadi energi utama dan maka karena itu menjadi kontributor utama gas rumah kaca.

Generasi Z Yang Selalu Mengikuti Perkembangan Zaman

Dan juga dengan penggunaan kapal untuk pengiriman bisa menyebabkan meningkatnya emisi CO2. Hal ini dikarenakan bahan bakar bunker yang digunakan telah mengandung sulfur 1800 kali lebih banyak dibandingkan dengan jenis bahan bakar domestik AS. Hal ini yang menjadikan sektor pelayaran menjadi penyumbang polusi yang paling signifikan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan fast fashion, generasi Z memerlukan pilihan pakaian dan produk yang berkomitmen menggunakan keberlanjutan, baik dari segi bahan baku maupun praktik produksi. Hal ini merupakan sinyal bagi perusahaan untuk beralih ke praktik produksi yang lebih ramah lingkungan.

Adopsi teknologi seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) yang memungkinkan pengalaman berbelanja lebih interaktif dan terhubung dengan nilai-nilai berkelanjutan. Dapat menjadi pilihan tepat bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan preferensi konsumsi generasi Z yang selalu mengikuti perkembangan zaman. terhubung dengan teknologi.

Salah satu cara untuk meminimalisir dampak fast fashion di tengah perkembangan teknologi. Dan perilaku konsumen generasi Z adalah dengan meningkatkan kesadaran terhadap dampak lingkungan dari aktivitas konsumsi. Generasi Z dapat diajak untuk lebih berhati-hati dalam membeli pakaian, seperti memperbaiki pakaian yang rusak dibandingkan membeli yang baru dan memilih pakaian merek lokal. Hal ini bisa membantu untuk mengurangi konsumsi secara berlebihan dan juga dampak negatif dari produksi pakaian terhadap lingkungan.

Pendidikan dan juga peningkatan kesadaran tentang keberlanjutan dan etika produksi pakaian juga sangat penting. Generasi Z perlu mendapat informasi tentang praktik produksi pakaian yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Hal ini mungkin dapat membantu mereka melihat perlunya individu berperan dalam mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh fast fashion.

Dengan menggabungkan solusi berkelanjutan dan edukasi mengenai dampak fast fashion. Diharapkan generasi Z dapat membentuk perilaku konsumen yang mana dapat lebih bertanggung jawab. Sehingga bisa membantu untuk mengurangi dampak negatif dari fast fashion terhadap lingkungan dan masyarakat.