Pola Hidup Generasi Z Yang Konsumtif

Pola Hidup Generasi Z Yang Konsumtif

Pola Hidup Generasi Z Yang Konsumtif

Pola Hidup Generasi Z Yang Konsumtif – Seiring berjalannya waktu, pola kehidupan manusia pun ikut berkembang. Ada yang bisa mengembangkannya ke arah positif dan ada pula yang terjerumus ke arah negatif. Perkembangan teknologi menjadi salah satu dampak terbesar yang menjadikan perubahan menjadi nyata.

Misalnya banyak orang yang memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya melalui media sosial, ada juga yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana mengembangkan potensi diri, dan ada pula yang memanfaatkan teknologi hanya untuk mengikuti berbagai tren yang ada.

Saat ini banyak masyarakat khususnya perempuan yang terobsesi dengan sosok yang diidolakannya sehingga berdampak pada gaya hidup konsumeris. Apalagi dengan media sosial seperti Instagram, TikTok, dll, mudah saja. Banyak dari mereka yang ingin memiliki kehidupan yang sama dengan idolanya, mulai dari pakaian, makanan, gaya hidup, hingga hal lainnya. Padahal, manusia mempunyai identitasnya masing-masing.

Selain itu, masih ada faktor lain yang menyebabkan hidup seseorang menjadi lebih konsumtif, yaitu memiliki gengsi yang cukup tinggi. Rasa gengsi inilah yang pada akhirnya akan mendorong seseorang menjadi konsumtif sehingga seseorang bisa tampil cakap di mata orang lain.

Perilaku konsumtif mengacu pada gaya hidup yang berlebihan, dimana seseorang melakukan pembelian bukan berdasarkan kebutuhan melainkan didorong oleh keinginan yang kuat. Pembelian secara berlebihan ini seringkali dipicu dari keinginan akan mendapatkan sebuah pengakuan dan juga memberikan kesan yang positif untuk orang lain.

Dampak negatif dari perilaku konsumtif yang sering terjadi dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan sehingga membuat seseorang menjadi boros dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dampak negatif yang mungkin timbul antara lain:

1. Terjadi masalah keuangan.
2. Menyebabkan stres dan kecemasan.
3. Aktivitas berlebihan.

Untuk menghindari perilaku konsumen, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Tidak mudah terpengaruh oleh trend apapun.
2. Tidak terlalu memperhatikan dari sudut pandangan yang diberikan orang lain.
3. Membuat anggaran untuk pengeluaran bulanan dengan menentukan setiap kebutuhan.
4. Mengalokasikan sejumlah uang untuk produk asuransi dan investasi.

Budaya Konsumtif Di Generasi Anak Muda

Generasi muda masa kini atau yang lebih sering disebut dengan generasi milenial sudah terbiasa hidup di era digital yang serba canggih. Tidak jarang sebagian besar dari mereka mempunyai gaya hidup konsumeris akibat modernisasi. Kemudahan akses informasi dan komunikasi mempengaruhi keinginan generasi milenial untuk memiliki, meniru, atau mencoba merasakan hal yang sama. Misalnya, ketika tren baru yang populer muncul, mereka akan melakukan apa saja untuk mengikutinya.

Konsumtif sendiri merupakan perilaku atau gaya hidup yang suka menghamburkan atau membelanjakan uang tanpa pertimbangan matang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumtif mempunyai arti mengkonsumsi, yaitu hanya menggunakan dan tidak memproduksi sendiri. Biasanya orang yang konsumtif tidak akan memikirkan dampak jangka panjang dari sampahnya.

Dilansir dari CNN Indonesia, perilaku konsumen yang sering dilakukan generasi milenial dipengaruhi oleh budaya digital dan meluasnya penggunaan internet. Pentingnya peran internet dalam kehidupan generasi muda menjadi latar belakang budaya konsumen tersebut. Dengan hadirnya internet, berbagai macam transaksi bisa menjadi lebih praktis, baik dalam hal transportasi, memesan makanan, jalan-jalan, berbelanja pakaian hingga kebutuhan sehari-hari.

Selain pengaruh internet, pengaruh sosial juga berkontribusi terhadap munculnya budaya konsumen. Anak muda yang lingkungan pergaulannya berada pada lingkungan yang konsumtif, tidak menutup kemungkinan juga akan memiliki sifat konsumtif. Mereka akan mengikuti gaya, penampilan dan lain-lain agar tidak kalah dengan teman-teman di lingkungan pergaulannya.

Perilaku konsumen yang dialami generasi muda dapat mengakibatkan berbagai hal. Salah satunya adalah kondisi keuangan yang buruk karena uang digunakan terus-menerus tanpa tujuan yang jelas, misalnya dibelanjakan untuk mengikuti tren populer. Jika hal ini dibiarkan maka generasi muda akan menjadi sosok yang hanya mementingkan kepuasan diri sendiri. Oleh karena itu, ada baiknya generasi muda bisa mengendalikan keuangannya agar bisa digunakan untuk pengeluaran yang lebih bermanfaat agar perilaku konsumen tidak semakin besar dan menimbulkan pengaruh buruk lainnya.

Dampak Positif Dari Sifat Yang Konsumtif

Terus menerus menerapkan gaya hidup yang cenderung konsumtif dapat mengakibatkan seseorang terjebak dalam perilaku konsumtif. Konsumerisme merupakan ideologi dimana seseorang bisa menjalani gaya hidup yang berbelanja secara berulangkali tanpa disadari dan dapat dilakukan secara terus menerus.

Ada beberapa dampak positif konsumerisme, antara lain:

  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

    Ketika suatu barang atau jasa banyak diminati masyarakat, maka pemilik usaha akan berusaha lebih keras untuk memproduksi barang atau jasa tersebut. Hal ini akan menciptakan siklus jual beli yang lebih cepat, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

  • Merangsang kreativitas dan inovasi

    Konsumen cenderung tertarik pada produk baru yang lebih inovatif. Hal ini mendorong para pemilik usaha untuk terus menawarkan produk yang lebih menarik, dan kreativitasnya akan terus berkembang seiring dengan tingginya permintaan konsumen.

  • Mengurangi Biaya Produksi

    Dengan meningkatnya permintaan suatu barang maka produksi pun meningkat. Produksi yang lebih banyak dapat menekan biaya produksi per unit yang pada akhirnya menghasilkan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen.

  • Mendorong Freelancer dan Kewirausahaan

    Konsumerisme mendorong permintaan akan lebih banyak barang, yang pada gilirannya menciptakan lebih banyak peluang kerja, termasuk pekerja lepas dan wirausaha. Banyak orang akan mencoba membuat barang untuk memenuhi kebutuhan dalam masyarakat konsumeris.

  • Menawarkan Banyak Pilihan kepada Konsumen

    Dalam masyarakat konsumeris, konsumen memiliki akses terhadap berbagai pilihan produk dalam berbagai kategori. Artinya, terdapat lebih banyak variasi produk yang tersedia, seperti rasa minuman atau makanan baru, sehingga memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen.

Itulah beberapa dampak positif konsumerisme yang dapat dirasakan dalam konteks pertumbuhan pada bidang ekonomi, inovasi, efisiensi sebuah produksi, lapangan pekerjaan, dan juga dari keragaman produk yang lebih luas. Perilaku konsumtif dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti motivasi, kepribadian, harga diri, proses belajar, dan gaya hidup.

Selain itu, faktor pengaruh dari luar seperti perubahan pada budaya, kelas lingkungan sosial atatupun keluarga juga bisa mempengaruhi seseorang untuk mulai berperilaku konsumtif. Oleh karena itu, penting untuk belajar memilah dan memilih berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan semata.